Join The Community

Premium WordPress Themes

Wednesday 15 December 2010

Penyesalan, Istighfar dan Taubat

Penyesalan
         Penyesalan adalah lenyapnya segala keinginan untuk melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan Allah murka, misalnya: melakukan kemaksiatan atau melalaikan kewajiban. Perubahan keadaan hati ini diiringi dengan perasaan sedih dan duka.
           Penyesalan kadang kala timbul karena terlalu banyak melakukan perbuatan yang mubah, atau karena kurang banyak melaksanakan perbuatan-perbuatan Sunnah (nawafil) yang dapat mendekatkan mausia dengan Allah.
           Penyesalan sejati (shidq) akan mendorong seseorang untuk berubah dari sikap yang penuh dengan ketidaksempurnaan (taqshir) menjadi sikap yang penuh dengan ketekunan (tasymir). Jika proses penyesalan berlangsung dengan benar, maka hampir seluruh persyaratan taubat terpenuhi. Karena itulah Rasulullah saw bersabda:
         " Penyesalan adalah taubat." (HR Ibnu Majah dari Ibnu Mas'ud)
         Orang yang menyesali perbuatannya yang tercela, tetapi selalu mengulangnya kembali, maka penyesalannya sia-sia belaka.
Istighfar
        Istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah. Dan ampunan Allah adalah tirai (sitr) penutup dosa. Jika Allah dengan kemurahanNya mengampuni kesalahan manusia, maka Ia tidak akan mencemarkan dan menyiksanya, baik di dunia maupun di akhirat.
        Jenis ampunan yang paling mulia adalah tirai yang oleh Allah dijadikan pendinding antara mahkluk dengan dosa-dosanya, sehingga ia tidak sedikitpun terjerumus dalam perbuatan dosa.Dalam bahasa kenabian tirai itu disebut 'ismah (pemeliharaan), sedangkan bagi wali disebut hifzh  (penjagaan).
           Allah menujukan wahyuNya kepada pemimpin yang ma'shum, Rasulullah saw:

        " Mohonlah ampun bagi dosamu dan dosa orang-orang Mukmin." (QS:Muhammad,47:49)
        " Agar Allah mengampuni mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang." (QS:Al-Fath,48:2)
        Kita semua telah maklum, bahwa Rasulullah saw tidak pernah berbuat dosa. Dalam ayat tadi Allah mengingatkan Rasulullah saw atas nikmat 'ismah dari hal-hal yang dapat menjauhkan beliau dari Allah. Allah memerintahkan Rasulullah untuk berdoa memohon ampun sebagai perwujudan syukur merupakan cara untuk mendapatkan nikmat.

         " Jika kalian bersyukur pasti Aku akan menambah (kenikmatan) kepada kalian." (QS:Ibrahim,147)
             (Ithafus Sail:47-48)

Taubat
         Pertama. Langkah awal yang haru ditempuh dalam perjalanan menuju Allah adalah taubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT atas segala dosa-dosanya. Jika ditangannya masih ada hak orang lain yang dahulu pernah di dzalimi, hendaknya segera ia kembalikan. Namun jika hal itu tidak mungkin dilakukan,maka hendaknya ia meminta agar orang itu menghalalkannya. Sebab seseorang yang masih memegang hak-hak orang lain, tidak mungkin dapat mendekatkan diri kepada Allah.
         Syarat sahnya taubat adalah penyesalan sunggu-sungguh (sidqun nadam) atas segala dosa dengan diiringi tekat ('azm) yang benar untuk tidak mengulang kembali perbuatan buruk itu seumur hidup. Barang siapa bertaubat dari suatu dosa, namun ia selalu mengulang kembali perbuatannya, atau bertekad untuk melakukannya kembali, maka taubatnya tidak sah.
          Seseorang hendaknya selalu mengakui (i'tirof) bahwa ia tidak dapat menuanaikan hak-hak Allah dengan sempurna. Setiap kali hatinya luluh dan sedih mengingat segala kekurangannya, maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya pada saat itu Allah bersamanya. Sebab, Allah SWT telah mewahyukan (dalam sebuah Hadist Qudsi):

           " Aku bersama orang-orang yang hatinya luluh karenaKu."
(Risalatu Adabi:10-11)

           Kedua. Barangsiapa bertaubat dari suatu dosa, tetapi kemudian mengulang kembali perbuatannya, maka taubatnya yang terdahulu tidak gugur, tetapi ia harus bertaubat lagi. Ini adalah salah satu kemurahan Allah bagi kita semua. Ssegala puji bagi Allah. Kita tidak akan mampu memujiNya sebanyak pujianNya kepada diriNya sendiri.
            Dalam suatu Hadist disebutkan:
            " Sesungguhnya Allah SWT membentangkan TanganNya dimalam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat buruk di siang hari. Dan membentangkan TanganNya di siang hari untuk menrima taubat orang yang berbuat buruk di malam hari. Sesungguhnya di sebelah barat ada pintu yang lebarnya sejauh 40 hari perjalanan matahari. Pintu itu selalu terbuka untuk taubat hingga matahari terbit dari arah barat (kiamat). (HR Muslim dan Ahmad)
            "Dan sesungguhnya Allah SWT selalu menerima taubat seorang hamba sebelum ghorghoroh." (HR Turmudzi,Ibnu Majah dan Ahmad)
            Ghorghoroh adalah keadaan sekarat, yakni ketika ruh telah sampai ke tenggorokan.
            Dari uraian diatas kita sekarang telah mengetahui hukum dan kedudukan Taubat dalam agama.

          Orang yang hendak bertaubat dari perbuatan dzalim yang pernah ia lakukan, maka ia harus mengembalikan barang yang ia ambil jika ia mendzalimi harta seseorang, dan ia harus menjalani hukum qishosh dan minta dihalalkan jika ia mendzalimi diri atau kehormatannya. Tetapi jika ia sama sekali tidak dapat memenuhi persyaratan ini, maka hendaknya ia berbuat semampunya, kemudian dengan mengharap kemurahan Allah, hendaknya ia berdoa agar kelak di akhirat orang-orang yang pernah ia dzalimi meridhoinya.
           Jika ia meninggalkan kewajiban-kewajibannya, misalnya: shalat,puasa dan zakat, maka ia wajib mengqodhonya. Qodho itu boleh dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuannya. Jangan sampai ia mempersulit dirinya, tetapi ia juga tidak boleh meremehkannya, karena syariat agama ini terdiri dari aturan-aturan yang kokoh.
          Rasulullah saw bersabda:
          " Aku diutus membawa agama yang penuh toleransi," (HR Ahmad)
          " Permudahlah jangan mempersulit; berilah kabar gembira jangan buat mereka lari,"             (HR Bukhari)
          Seorang salaf yang saleh telah cukup lama memohon kepada Allah SWT untuk memberinya taubat nashuha. Ia merasa heran, ia tidak melihat tanda-tanda pengabulan doanya. Tidak lama kemudian ia bermimpi. Dalam mimpinya, seseorang berkata kepadanya, " Apakah kamu pikir kamu pinta sesuatu yang mudah. Tidak sadarkah kamu bahwa kamu telah meminta untuk dicintai Allah SWT ? Tidak pernahkah kamu mendengar wahyuNya:
 
           " Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri." (QS Al-Baqarah,2:222)
           Semoga Allah memberi kita taubat nashuha dalam keadaan sehat walafiat dan mengakhiri usia kita dalam Husnul Khotimah. Amin..
(An-Nafaisul 'Uluwiyyah:30-32) 

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kritik dan masukan dari teman-teman.