Kalimah Tauhid

      Hak kalimat "Laa illaaha illallah" adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perintah, larangan, janji dan ancaman. Segala sesuatu yang menjelaskan hak kalimat "Laa illaha illallah" berarti juga penjelasan kalimat "Laa illaha illallah". Tidak mungkin seseorang menyebutkan semua ilmu yang tercakup dalam kalimat tauhid ini, apa lagi untuk menjelaskan kandungan-kandungan ilmunya.

      Ilmu yang menjelaskan makna kalimat "Laa illaha illallah" disebut ilmu Tauhid. Ilmu Tauhid merupakan lautan luas yang tidak bertepi dan berdasar. Para mutakallim telah berenang ditas gelombang ombaknya, sedangkan para 'arifin dan muhaqqiqin telah menyelam hingga ke dasarnya. Mereka akhirnya menemukan berbagai  lathoif, mutiara-mutiara berharga, serta berbagai keajaiban yang tidak ternilai dan tidak terhitung jumlahnya.

      Setelah cukup lama membahas, melakukan pengamatan, mencurahkan segenap tenaga dan kemampuan, akhirnya mereka mengaku tidak mampu mencapai puncak ilmu Tauhid. Sebab, untuk menguasai semua ilmu Tauhid mereka harus mengetahui dzat dan semua sifat-sifat Allah. Sedangkan Allah Maha Tinggi dan Maha Besar untuk dapat dipahami semua dzat dan sifat-sifatNya.

        Kaum muhaqqiqin sepakat bahwa tidak mungkin ada seorangpun yang dapat memahami dzat dan sifat-sifat Allah SWT dari semua segi, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Pendapat yang mengatakan bahwa dzat dan semua sifat Allah SWT dapat dipahami dari semua segi adalah salah. Jika keburukan ucapannya telah kita ketahui, maka tidak perlu kita sebutkan nama orangnya.

        Orang yang memahami sesuatu dari semua segi berarti ia telah menguasai dan menaklukkan sesuatu itu. Oleh karena itu mustahil Allah SWT dapat dipahami dari semua segi. Sebab orang yang mengetahui "sesuatu hal" dari semua segi dengan dasar ilmu atau dengan cara lain, akan menguasai sebagian atau keseluruhan dari "sesuatu hal" tersebut. Sedangkan Allah SWT adalah Maha Kuasa dan mustahil dapat dikuasai.