Join The Community

Premium WordPress Themes

Tuesday 14 December 2010

Mahalnya Harga Diri ( Kisah )

Suatu kali seorang badui berniaga di pasar ternak di sebuah kota. Ia membawa serta 
anaknya yang masih mudah. Namun ditengah kekacauan suasana pasar, ia kehilangan jejak anak lelakinya. Anak itu diculik.
Sang ayah menyewa penyeru untuk meneriakkan di jalan-jalan bahwa imbalan sebanyak seribu piaster akan diberikan kepada siapa saja yang menemuka anak itu. Meskipun si penculik mendengar teriakkan penyeru, ketamakan telah membuka perutnya dan ia berharap dapat memperoleh jumlah yang lebih besar lagi. Maka ia cuma menunggu dan membisu.
Pada hari berikutnya, penyeru itu disuruh berteriak-teriak lagi di jalan-jalan.Kali ini jumlah yang ditawarkannya lima ratus piaster, bukan seribu. Si penculik masih menahan diri. Namun yang membuatnya terkejut, pada hari ketiga penyeru itu menawarkanhanya seratus piaster. Akhirnya ia cepat-cepat mengembalikan anak itu dan menerima imbalannya. Karena penasaran, ia bertanya pada ayah anak itu mengapa uangnya dikurangi dari hari ke hari.
Sang ayah berkata, "Pada hari pertama putraku marah dan menolak untuk makan makananmu, benar kan ?"
"Ya," sahut si penculik.
"Pada hari kedua ia mengambil makanan sedikit, dan pada hari terakhir ia meminta roti sebanyak yang diinginkannya," kata sang ayah. Karena memang benar demikian, penculik itu tidak menyangkal.
"Nah," kata sang ayah, "Menurut penilaianku, pada hari pertama itu putraku belum tercemar layaknya emas murni. Sebagaimana mestinya seorang pria terhormat, ia tidak mau berbagi roti dengan penculiknya. Untuk mendapatkannya kembali dengan harga diri yang belum tercemar, aku siap membayar seribu piaster. Pada hari kedua ~ ketika rasa lapar membuatnya lupa akan perilaku layaknya seorang pria terhormat ~ ia menerima makanan di mejamu, dan aku menawarkan lima ratus piaster untuknya. Tetapi, ketika ia sudah bersedia meminta makanan, kedatangannya kembali hanya berharga seratus piaster untukku.  ( Sumber : Kisah-kisah fantasi 1001 malam )

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kritik dan masukan dari teman-teman.